Kamis, 07 Februari 2013

Mengungkap Rahasia Doa Yang Makbul


RAHASIA DOA YANG DIKABULKAN OLEH ALLOH SWT (DOA MAKBUL)

Doa merupakan senjata ampuh seorang muslim yang memiliki hajat/kemauan agar hajat/kemauannya itu terkabul. Tetapi terkadang sebagaian orang muslim tidak mengerti hakikat dan inti kandungan doa itu sendiri menurut sunnah dan al-qur’an. sehingga tatkala doa itu tak kunjung di kabulkan oleh Alloh SWT, doa menjadi sebuah kemurkaan dan bukan lagi sebuah senjata bagi seorang muslim.
Sudah lelah rasanya berdoa dan munajat, namun mengapa Alloh SWT tidak pula memperkenankan. permohonan dan hajat terkabulkan. Kadang kecewa dan putus asa bila demikian adanya. Bahkan timbul penilaian, Alloh SWT telah ingkar janji dengan perkataan-Nya sendiri. Padahal Dia telah menyatakan, “Ud’unii astajiblakum”, berdoalah kepada-Ku, niscaya Ku-kabulkan. Tapi mana buktinya!. Itulah gambaran sederhana seorang muslim yang tidak mengerti akan hakikat dan inti kandungan doa itu menurut sunnah dan al-qur’an.
 Dalam sebuah kisah dituturkan, pada suatu hari Saad bin Abi Waqqos bertanya kepada Rosululloh, doakan aku kepada Alloh agar aku dijadikan oleh Alloh orang yang makbul doanya. “Rosululloh menjawab, “Hai Saad, makanlah yang baik (halal) tentu engkau menjadi orang yang makbul doanya. Demi Alloh yang memegang jiwa Muhammad, sesungguhnya seorang yang pernah melemparkan sesuap makanan haram ke dalam mulutnya (perutnya), maka tidaklah akan dikabulkan doanya selama 40 hari. Siapa saja manusia yang dagingnya tumbuh dari makanan yang haram, maka nerakalah yang berhak untuk orang itu.” (HR. Alhaafidh Abubakar bin Mardawih dikutip oleh Alhaafidh Ibnu Kathin dalam tafsirnya).
Jadi, apa yang menyebabkan doa tidak dikabulkan? Banyak hal yang menyebabkan permohonan dan hajat tidak diperkenankan dan tidak dikabulkan oleh Alloh SWT. Sudahkah kita menghindari perut kita dari makanan dan minuman yang diharamkan Alloh! Bila masih tetap saja perut kita terisi dengan hal-hal yang haram, tentulah doa yang kita panjatkan tak pernah Alloh kabulkan. Sesuap makanan saja, akan mengakibatkan doa kita selama 40 hari tidak terkabul. Apabila makanan haram yang masuk ke perut kita lebih dari sesuap bagaimana? Tentunya berapa puluh hari, berapa ratus hari atau berapa ribu hari doa kita baru akan dikabulkan oleh Alloh SWT.
Untuk itu agar doa dikabulkan oleh Alloh SWT, perlu sebuah pengetahuan dan pemahaman inti dari doa serta cara-cara berdoa menurut Al-qur’an dan sunnah.
1.      Hindari perut dari kemasukan barang-barang haram. Jangan sampai sesuap pun barang haram kita makan. Jangan setegukpun minuman haram kita minum. Selektiflah dalam hal memilih makanan dan minuman. Jika kita ragu akan halalnya maka tinggalkan.
Alloh berfirman,”Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syetan, karena sesungguhnya syetan itu adalah musuh yang nyata bagimu.”(QS. Al-Baqoroh : 168).
Memakan makanan yang halal adalah merupakan bentuk ketaatan kita kepada Alloh SWT dalam memenuhi segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Jika kita selalu taat kepada Alloh SWT dalam segala langkah yang kita jalani tentulah Alloh SWT akan mengabulkan segala doa dan permintaan kita.
“Aku mengabulkan permohonan orang yang mendoa apabila ia berdoa kepadaku maka hendaklah mereka itu memenuhi segala perintah-Ku dan hendaklah mereka berikan kapada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.”(QS. Al-baqoroh : 186)
2.      Karena doa ini pekerjaan yang agung dan sangat utama, sebagai inti ibadah, maka dalam pelaksanaannya berdoa harus khusyuk dan serius tidak dengan main-main. Usahakan dalam berdoa ini dengan penuh keyakinan, penuh harap dan rasa takut. Merendahkan diri dengan suara yang lirih, tenang, tidak tergesa-gesa, dengan keimanan, dan tahu akan hakikat yang diminta. Alloh telah nyatakan dalam sebuah surat Al-qur’an.
“Berdoalah kepada Tuhanmu dengan merendah diri dan suara yang lembut..”(QS. Al-A’raf : 55)
3.      Mengetahui waktu-waktu doa dikabubulkan. Walaupun berdoa ini bisa dilakukan sembarang waktu, namun ada waktu-waktu yang memang disunatkan. Insya Alloh pada waktu-waktu ini doa akan diperkenankan dan dikabulkan :
a.       Di tengah malam sunyi dimana orang-orang lelap tertidur. Sambil kita menunaikan ibadah sholat sunat tahajud dan bermunajat kepada alloh.
b.      Di akhir-akhir sholat fardu. Di waktu Tahiyyat akhir adalah waktu yang sangat tepat dalam berdoa.
Rosululloh SAW ditanya,”Pada waktu apa doa manusia lebih di dengar alloh?”
Lalu Rosululloh menjawab, “Pada tengah malam, pada akhir tiap sholat pardu.” (Mashabih Assunah).
c.       Selain pada tengah malam dan pada akhir sholat pardu, ada juda waktu-waktu yang dimakbulkan doanya, dan inipun merupakan sunnah-sunnah Rosululloh SAW. Seperti di sepertiga malam sampai pajar, diantara adzan dan iqomat, di waktu sujud, di bulan ramadhan dan di malam lailatul qodar.
4.      Orang-orang tertentu yang dikabulkan doanya. Walaupun setiap orang yang berdoa kepada Alloh SWT dengan sungguh-sungguh dan memenuhi syarat-syarat akan dikabulkan, namun ada orang yang doanya di jamin diperkenankan oleh Alloh SWT. Setiap ratapan dan doanya di dengar dan dikabulkan. Alloh SWT ridlo kepada mereka dan begitu menaruh perhatian yang sangat. Alloh SWT istimewakan mereka, karena pengorbanan dan pengabdiannya yang tiada tara, akhlak yang mulia dan juga katabahannya dalam menapaki kebenaran. Mereka itu adalah.
a.       Kedua orang tua yang mengasuh, mendidik dan menafkahi anaknya dengan rizki yang halal dan penuh kasih sayang. Mereka bimbing anaknya menuju jalan yang di ridloi Alloh, sampai usia anak dewasa. Orang tua yang seperti inilah yang segala permintaan dan permohonannya dikabulkan.
b.      Musafir yang bepergian untuk maksud yang baik dan tujuan mulia.
c.       Seorang muslim yang menolong orang lain yang dalam kesempitan.
d.      Seorang muslim yang mendoakan teman-temannya yang tidak hadir.
e.       Doa orang sholih.
Dan di dalam sebuah hadist di riwayatkan ada tiga kriteria orang yang tidak akan di tolak doanya oleh Alloh SWT.
a.       Orang yang berpuasa sampai dia berbuka.
b.      Penguasa yang adil.
c.       Orang yang teraniaya

 “Ada tiga orang yang tidak ditolak doa mereka : orang yang berpuasa sampai dia berbuka, seorang penguasa yang adil, dan doa orang yang teraniaya. Doa mereka diangkat Alloh SWT ke atas awan dan dibukakan baginya pintu langit dan Alloh bertitah,”Demi keperkasaan-Ku, Aku akan memenangkanmu (menolongmu) meskipun tidak segera.” (HR. Attirmidzi).
Didalam berdoa juga ada hal-hal yang perlu diperhatikan atau dengan kata lain adalah tatakrama berdoa. Sebagaimana kita menghadapi seorang atasan kita atau mungkin presiden, nah dalam berdoa, yang kita hadapi adalah Alloh SWT sang Maha segalanya, yang menjadi Tuhan kita.
1.       Agar  memperhatikan waktu-waktu yang mulia seperti hari wukuf di Arafah, bulan Ramadan, hari Jumat, sepertiga malam atau pada jam sahur dll.
2.      Agar  mencari kesempatan keadaan-keadaan yang dianggap utama seperti ketika sujud, di tengah-tengah kecamuk pertempuran, tatkala turun hujan, waktu iqamah shalat atau pada saat hati sedang merasa gembira.
3.      menghadap Qiblat dan mengangkat kedua telapak tangan hingga bagian dalamnya terlihat.
4.      Memperlahan (tidak mengeraskan) suara ketika berdoa, sebab Allah SWT, bukan Tuhan yang tuli. Di samping itu, sikap tidak mengeraskan suara (tadlarru’ wa khufyah) dalam berdoa mengesankan keikhlasan.
5.      Tidak memaksakan lantunan doa dengan irama lagu (al-saja’) dan tidak berlebihan dalam materi doa. Sebab, terkadang ada orang berdoa dengan berlebihan tanpa memahami kemaslahatan yang patut didapati oleh dirinya sesuai kondisi yang meliputinya. Hal terbaik ialah memanjatkan doa-doa yang berasal dari Nabi dan ulama salaf dengan suara merendah tanpa kesan menunjukkan kefasihan ucapan.
6.      Merasa rendah diri, tenang dan merasa bergetar hatinya. Sebab, terkadang jika Allah swt, mencintai hamba-Nya, maka memberikan cobaan sehingga Tuhan mendengar rintihannya.
7.      Agar dia merasa mantap dengan permohonannya, meyakini terkabulnya doa itu (ijabah du’aih), dan memiliki pengharapan dalam doanya.
8.      Agar ia mendesak dan mengulang sampai tiga kali dan tidak menganggap lamban keterkabulannya doa yang dipanjatkan (al-istibtha’ bi al-ijabah).
9.      Hendaknya ia membuka doa dengan menyebut nama Allah (dzikir) dan shalawat kepada Nabi Muhammad saw, dan menutupnya dengan hal tersebut juga.
Dari rangkaian diatas tentang doa, nyatalah bahwa berdoa itu tidak sembarangan dan main-main. Tapi memerlukan syarat-syarat yang harus dipenuhi, sehingga janji-janji Alloh yang akan mengabulkan doa-doa hamba-Nya akan menjadi kenyataan. Namun harus diingat bahwa Alloh dalam mengabulkan doa seseorang hamba ada yang langsung terkabul di dunia, ada yang di tabung sampai akhirat, ada pula diganti dengan mencegahnya dari bencana.
“Tiada seorang berdoa kepada Alloh dengan suatu doa, kecuali dikabulkan-Nya dan dia memperoleh salah satu dari tiga hal, yaitu dipercepat terkabulnya baginya di dunia, disimpan (ditabung) untuk sampai di akhirat, atau diganti dengan mencegah dari musibah (bencana) yang serupa.”(HR. Atthabrani).

“Selesai”

Semoga bermanfaat
(Disadur dari berbagai sumber)

Imang Hilman ‘09








  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar